Foto : Berita YONHAP

Korea Utara telah menyerukan persatuan internal dalam menegakkan kesetiaan tanpa syarat terhadap sikap anti-Jepang dan semangat kemerdekaan pada kesempatan Hari Pembebasan ke-77.

Juru bicara Partai Buruh yang berkuasa, Rodong Sinmun, mengatakan dalam editorialnya pada hari Senin bahwa seperti halnya para martir revolusioner anti-Jepang, rakyat dan militer harus menjalankan keyakinan dan bimbingan pemimpin rezim Kim Jong-un dalam keadaan apa pun.

Makalah itu menekankan keyakinan bahwa mengikuti arahan partai yang berkuasa akan membawa kekuatan dan kemakmuran harus berakar dalam diri setiap orang.

Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah, juru bicara sebuah kelompok yang mewakili para korban kerja paksa Jepang dan perbudakan seks pada masa perang mengkritik Tokyo karena gagal mengambil tanggung jawab hukum dan moral atas kekejaman masa lalunya.

Juru bicara itu mengatakan kerja paksa masa perang dan perbudakan seksual adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak memiliki resep menurut hukum internasional.

KCNA juga melaporkan berbagai acara merayakan peringatan ke-77 pembebasan, termasuk pesta dansa yang dihadiri oleh anggota serikat perempuan di alun-alun Gimnasium Pyongyang dan kunjungan ke lokasi medan perang oleh pejabat komite partai lokal.